Seperti yang telah kita ketahui bahwa
bahasa inggris telah menjadi bahasa international, bahasa yang digunakan untuk
komunikasi antar negara dalalam segala hal, seperti ekonomi, bisnis, atau hal
hal lainnya, sebuah artikel dari Robert yang berjudul Linguistic imperialism
alive and kicking. Kebijakan AS dan Inggris untuk mempromosikan keahlian dalam
mengajar bahasa Inggris di seluruh dunia telah merusak peluang multilingualisme
dan pendidikan. Imperialism atau imperialisme dalam bahasa indonesia berarti suatu sistem penjajahan langsung dari
suatu negara terhadap negara lain, yang bertujuan untuk kepentingan negara tersebut.
Kenapa dikatakan merusak, itu mungkin karena upaya untuk memperkuat
pembelajaran bahasa Inggris. Mereka menyarankan kuat bahwa Tesol / ELT adalah
bagian dari masalah daripada solusi. Ada semakin banyak bukti bahwa apa yang
ditawarkan mungkin sebenarnya menyebabkan kegagalan pendidikan. Ada bukti ilmiah, misalnya dari Spanyol, bahwa
bahasa Inggris utama bukanlah kisah sukses sejati: justru sebaliknya.
Memang saat ini banyak negara negara seperti
singapur yang mengumumkan bahwa Bahasa
inggris sebagai bahasa utama resmi dalam sistem pendidikan singapura atau
vietnam yang menjadikan bahasa inggris sebagai pelajaran wajib di kebanyakan
sekolah. Tapi ada berita mrngejutkan tentang kegagalan Namibia yang menjadikan
Bahasa inggris sebagai media utama pendidikan. Dan ada berita mengejutkann lain
tentang Mitos keyakinan bahwa belajar bahasa Inggris adalah semua yang kita butuhkan
untuk menuju kesuksesan hidup. Kebijakan dipengaruhi oleh mitos ini mencegah
sebagian besar anak-anak dari mengakses pendidikan yang relevan.
Mungkin hal yang sama seperti
kegagalan besar namibia akan terjadi
kepada negara kita juga jika negara kita
menerapkan b inggris sebagai media utama pembelajaran pembelajaran di sekolah,
bayangkan apa yang akan terjadi jika semua guru atau dosen menerangkan atau
menyampaikan mata pelajarannya dengan bahasa inggris. Mungkin untuk kelas kelas
unggulan atau mahasiswa jurusan bahasa inggris itu bisa di maklumi, tapi
bagaimana jika itu diterapakan di tiap tiap kelas di sekolah. Bagaimana bisa
siswa paham akan pelajaran yang di sampaikan sedangkan untuk memahami perkataan
guru aja tidak bisa. Bahkan banyak terjadi pada mahasiswa mahasiswa jurusan
bahasa inggris yang sulit memahami penjelasan dosennya yang memakai bahasa
inggris sebagai media pembelajaran. ke Nyatanya para siswa lebih mudah memahami
materi yang di sampaikan oleh guru mereka dengan bahasa daerah seperti sunda
atau jawa atau bahasa national yaitu bahasa indonesia..
ada berita lain tentang "AS meluncurkan dorongan global untuk
berbagi keterampilan ELT". Latar belakangnya adalah pada November 2011
Departemen Luar Negeri AS dan Asosiasi Internasional Tesol (baru-baru ini
berganti nama) mengumumkan kemitraan untuk memenuhi permintaan global untuk
bahasa Inggris dan "Bekerja di koordinasi dengan perusahaan AS, perguruan
tinggi, penerbit, dan pemangku kepentingan lain untuk ELT meningkatkan
jangkauan dan operasi internasional mereka ". Drive ini adalah model
keberhasilan British Council dalam memperluas pengaruh Inggris di seluruh
dunia. Ada contoh dalam 17 edisi Februari Belajar Bahasa Inggris: Tony Blair
mempromosikan Inggris ELT di Thailand, Inggris mengambil "peran di Ukraina
mendorong primer".
Tidak bisa kita pungkiri dan memang
harus kita akui bahwa bahasa inggris telah menguasai dunia, dibandingkan dengan
bahasa arab bahas inggis lebih berkembang, karena itu orang orang lebih tertark
untuk mempelajari bahasa inggris dari pada abahasa arab ataupun bahasa
indonesia walaupun bahassa arab adalah bahasa agama islam dan bahasa yang di
pakai pada kitab suci al quran dan bahaa indonesia yang menjadi bahasa kita
sendiri. kita bisa kita lihat hampir tiap sekolah atau mungkin semua sekolah
ada mata pelajaran bahasa inggris. Tapi coba kita lihat sekolah mana saja yang
ada mata pelajaran bahasa arab, mungkin hanya sekolah yang berbasis pesantren.
Dan itupun tak seberapa jumlahny. Hal ini sepertinya sudah direncanakan untuk
menjadikan bahasa inggris mendominasi di seluruh dunia dan mengilangkan bahasa
ibu atau bahasa daerah, seperti yang tertulis dalam artikel robet yaitu Kebijakan
AS dan Inggris untuk mempromosikan keahlian dalam mengajar bahasa Inggris di
seluruh dunia telah merusak peluang multilingualisme atau keanekaragaman bahasa dan pendidikan.
kitabisa lihat pada kenyataannya bahwa bahasa ibu semakin kesini bahasa ibu semakin
dilupakan, itu karena kita menganggap bahwa bahasa inggris lebih penting untuk
di pelajari. Ini memang merupakan sebuah dilema, jika kita tidak mengikuti
perkembangan jaman, kita bisa di sebut ketinggalan, kita bisa lihat alat alat
teknologi sekarang ini kebanyakan memakai berbahasa inggris. Sebaaliknya jika
kita mendominasikan bahasa inggris maka bahasa ibu lambat laun semakin hilang. Jadi
mungkin kesimpulannya jangan terlalu Unesco telah menekankan pentingnya bahasa
ibu selama lebih dari 50 tahun.
references
- http://id.shvoong.com/law-and-politics/political-economy/2164607-pengertian-imperialisme-dan-kolonialisme/#ixzz2dF0jEdJa
- http://www.theguardian.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berrkomentar dengan baik dan benar..